Friday, November 21, 2014

Mari Update Status

Saya bagian dari “generasi wartel” yang harus antri 3 jam hanya untuk berbicara 3 menit dengan ibu di kampung halaman. Sambil menunggu kita bisa berbincang tentang topik apa saja dengan penelpon yang juga sedang menunggu antrian. Bahkan sangat akrab dengan orang yang baru kita temui saat malam di antrian wartel (wartel akan sangat padat diatas pukul 21.00 karna biaya yang lebih murah). Untuk menerima panggilan telepon, kita bisa menggunakan telepon tetangga dengan biaya terima kasih yang tulus. Sangat murah tetapi sekaligus mahal. Kehidupan serta relasi sosial terasa hidup dan bermakna. Pengalaman itu setidaknya sampai tahun-tahun pertama saya kuliah. Hari ini, sebagian generasi itu masih mempertahankan tradisinya. Sebaliknya (mungkin karena usia), saya ikut menjadi generasi baru yang sangat sibuk dengan telepon genggam di  tengah orang lain yang juga sibuk dengan telepon genggamnya yang sesungguhnya kami sama-sama tanpa kesibukan. Kadang update status, surfing, goggling atau beraktivitas dengan  gadget lebih penting dibanding berbicara dengan orang  yang ada di hadapan langsung. Sesungguhnya saya merindukan “generasi wartel” itu dimana interaksi sosial dari hati keluar lewat mulut secara sopan dengan bahasa verbal yang menghargai lawan bicara daripada keluar lewat jari-jari yang tidak peduli siapapun yang menerima pesan itu seperti yang sedang saya lakukan sekarang.  #mariupdatestatus

Saturday, February 22, 2014

Sepucuk Surat dari Mahal Surbakti



Ini masih seputar catatan-catatan yang tersisa dari perjalanan saya ke Kabanjahe dan Kutacane 2 - 9 Februari 2014 lalu. Setelah kembali dari Kutacane pada tanggal 4 Februari 2014 saya bersama beberapa anggota GMKI Cabang Telukdalam dan Gunung Sitoli menyempatkan diri mampir di desa Salit di Rumah Sdr. Supriadi Purba (Korwil I PP GMKI 2012-2014).

Thursday, February 20, 2014

Ringkasan perjalan kedua Kabanjahe - Kutacane




Masih terkait peristiwa di Sinabung pada Bulan Februari 2014. Banyak catatan yang mangkrak di kertas akibat waktu yang tidak cukup. Rasanya 24 jam sehari tidak pernah cukup untuk melakukan banyak hal yang kita inginkan. Ini adalah ringkasan perjalanan kedua. Itu artinya memang ada perjalanan pertama yang menyisahkan banyak kepedihan. Goresan pertama belum sepenuhnya tertuang dalam layar komputer karena waktu yang tidak terlalu banyak. Bulan ini memang tidak ada lagi tugas mata kuliah. Namun ancaman kesibukan lebih besar telah tiba yakni Tesis. 

Thursday, February 13, 2014

Goresan kecil dari Kutacane untuk Fitri Napitupulu

  • Malam ini saya dan beberapa teman dari wilayah I (termasuk Kutacane) bersama korwil I menginap di rumah alm. Fitri Napitupulu. Kami kembali ke Kutacane di tengah ribut-ribut media mengenai gugurnya anggota GMKI di Sinabung.

Thursday, January 30, 2014

Allah Kehidupan, Tuntun Kami Pada Keadilan dan Perdamaian; Refleksi Pasca Sidang DGD di Busan November 201

Sebagaimana ulasan sekilas saya tentang Sidang Dewan Gereja sedunia ke-10 di Busan, Korea Selatan, saya mempunyai beberapa catatan reflektif untuk kita pikirkan dan jalankan bersama. Tanpa bermaksud mereduksi kualitas percakapan yang begitu mendalam dan komprehensif saya menguraikan pikiran-pikiran itu dalam tiga topik besar. Pertama mengenai persekutuan, kedua tentang misi, penginjilan dan dialog lintas iman. Sementara yang ketiga berkenaan dengan keadilan dan perdamaian dunia.

Wednesday, January 29, 2014

Urgensi Pemilu 2014 Bagi Masa Depan Demokrasi Indonesia



Catatan ini saya sampaikan dalam sebuah diskusi mahasiswa di Galery Cafe, Cikini Jakarta Pusat akhir Januari 2014. Banyak opini yang muncul dalam diskusi tersebut tetapi pada intinya semua sepakat bahwa Pemilu 2014 merupakan pertaruhan masa depan demokrasi kita. Sehingga seluruh komponen bangsa harus bersama-sama mengambil peran positif dan signifikan bagi terselenggaranya pemilu yang berkualitas.

Tuesday, January 14, 2014

Sekilas Tentang Sidang DGD di Busan 2013



Setelah lama saya tidak menyentuh catatan ini, akhirnya bisa selesai juga. Selain disibukkan oleh UAS pada November dan Desember 2013 lalu, saya juga kewalahan mengumpulkan remah-remah (hehe...)  catatan saya di kumpulan kertas dari Busan. Karena keterbatasan alat, maka setiap catatan yang saya anggap penting di Busan tidak langsung ke komputer, tetapi saya tuliskan secara manual pada block note yang dibagikan. Meski tidak semua informasi saya bisa sajikan, tetapi kumpulan catatan ini mungkin bermanfaat bagi pembaca. Oh ya, pada bulan Oktober-November 2013 saya menghadiri Sidang DGD di Busan Korea Selatan