Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengirimkan email pendek tentang
ajakan untuk berpartisipasi dalam polling menentukan masa depan dunia setelah
tahun 2015. Polling tentang agenda tersebut diselenggarakan untuk melanjutkan
kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) yang ditandatangani hampir 15
tahun yang lalu. Agenda pasca 2015 tersebut untuk sementara dikerjakan oleh High-Level Panel on the
Post-2015 Development Agenda
yang dipimpin oleh tiga kepala negara termasuk presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan beranggotakan 23 ahli dari berbagai negara.
Penentuan agenda prioritas
Perserikatan Bangsa – bangsa dilakukan melalui polling ini merupakan upaya
pengambilan kebijakan partisipatif yang lebih melibatkan banyak masyarakat
global tanpa memandang status sosial. High
Level Panel on post 2015 yang dipimpin oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf serta perdana menteri Inggris David Cameron
sudah melalui sejumlah pertemuan penting. Awalnya sudah dilakukan pertemuan di
New York (AS), London (Inggris), Monrovia (Liberia) dan pada bulan Maret mendatang
di Bali (Indonesia).
Sebelum
membicarakan lebih jauh tentang Post-2015
Development Agenda tersebut, mari kita melihat komitmen sebelumnya yakni
MDGs. MDGs merupakan komitmen bangsa-bangsa yang ditandatangani pada bulan
September tahun 2000. Agenda ambisius
ini ditandatangani 189 negara dalam
sebuah KTT di New York. MDGS secara garis besar memuat 8 agenda penting.
Diantaranya berkenaan dengan Kesehatan, Kemiskinan, Pendidikan, Lingkungan dan
kemitraan Global. Berdasarkan hitungan pemerintah Indonesia melalui Bappenas,
hingga tahun 2010, Indonesia masih memiliki masalah serius untuk beberapa
sasaran yakni: Pengurangan angka kemiskinan yang ditargetkan mencapai menjadi 8-10 persen pada tahun 2014,
Menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran pada tahun 2015
(saat ini masih pada angka 228), Aksi memerangi penyebaran HIV/Aids,
Pengurangan emisi karbon, akses terhadap air bersih serta sanitasi.
Dalam
merancang pencapaian MDGs, maka jumlah pertumbuhan dan persebaran penduduk akan
menjadi salah satu pertimbangan penting. Tentunya pertimbangan tersebut masih
akan menjadi salah satu latar belakang utama dalam menyusun agenda pembangunan
pasca 2015. Realitas kehidupan sosial masyaarakat global belakangan ini
tentunya sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk tersebut. Semakin tinggi jumlah
penduduk dan tingkat pertumbuhannya akan semakin kompleks persoalan demografi
yang akan dihadapi. Tentunya sejumlah masalah turunan akan mengikuti misalnya
konflik sosial, ketersediaan bahan pangan, sanitasi, kesehatan dan sebagainya.
Untuk
mempersiapkan dunia yang dicita-citakan pasca tahun 2015, High-Level Panel on
Post-2015 Development agenda sudah melakukan beberapa pertemuan. Salah satu
poin penting dari setiap pertemuan HLP tersebut adalah pembangunan
berkelanjutan atau sustainability
development. Berangkat dari
hasil evaluasi MDGs yang telah dilakukan oleh panel tersebut, beberapa catatan
penting untuk agenda ke depan ialah
perlunya tujuan masa depan yang holistik, kongkrit, saling mendukung, mudah untuk dikomunikasikan, memungkinkan/mampu untuk dicapai, dan aspiratif tetapi
realistis. Meski
cita-cita pembangunan global ini tidak memiliki batas waktu tetapi akan sangat
penting tentunya menyusun indicator ketercapaian setiap agenda yang disepakati
nantinya. Sebelum sampai pada indicator ketercapaian, mari kita bersama melihat
agenda apa saja yang menjadi pilihan prioritas. Berdasarkan hasil konsultasi
yang panjang, terdapat 16 pokok isu yang sementara diusahakan untuk mendapat
masukan dari masyarakat global. Untuk berpartisipasi dalam menentukan isu
prioritas yang akan menjadi agenda utama bangsa – bangsa pasca 2015 kita semua
dapat berpartisipasi melalui situs web www.myworld2015.org. partisipasi masyarakat sangat penting agar
agenda global ini benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Tentunya agenda prioritas ini juga sangat berkenaan dengan
kepentingan negara-negara maju, berkembang dan terbelakang di dunia. Dari data
statistik yang ada di situs web tersebut, saya melihat responden dari Indonesia
masih sangat kurang. oleh karena itu partisipasi kita semua menjadi sangat
penting untuk pembangunan dunia yang lebih berpihak pada masyarakat Indonesia.
Adapun
enam belas pilihan yang disodorkan oleh PBB melalui panel tersebut (tentunya setelah melalui sejumlah konsultasi)
ialah Reliable Energy at home
(ketahanan energi di rumah tangga), Protecting
Forest, rivers and oceans (perlindungan terhadap hutan, sungai dan laut), Protection Against crime and violence
(perlindungan dari tindak kriminal dan kekerasan). Better
transport and roads (Transportasi dan jalan yang lebih baik), A Good Education (pendidikan yang baik),
Better Job Opportunities (kesempatan
kerja yang lebih baik), Political
Freedoms (kemerdekaan politik). Support
for people who can’t work (membantu
orang yang tidak bisa bekerja),
Affordable and Nutritious Food (makanan yang terjangkau dan bernutrisi), Freedom from Discrimination (kemerdekaan
dari diskriminasi), Phone and Internet
Access (akses telepon dan internet), An Honest and Responsive Government
(Pemerintahan yang jujur dan responsif). Action
Taken On Climate Change (pengambilan tindakan terhadap perubahan iklim), Equality Between Men and Women
(kesetaraan laki-laki dan perempuan), Better Health Care (perlindungan
kesehatan yang lebih baik), Access to
Clean Water and Sanitation (akses pada air bersih dan sanitasi).
Setelah mempelajari beberapa
dokumen, Berita internet dan kepentingan bangsa Indonesia, maka saya secara
pribadi telah memilih enam agenda prioritas. Keenam agenda tersebut tersebut
akan saya uraikan dalam seri kedua tulisan ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar