Friday, February 15, 2013

Dunia kita setelah tahun 2015 (1)



Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengirimkan email pendek tentang ajakan untuk berpartisipasi dalam polling menentukan masa depan dunia setelah tahun 2015. Polling tentang agenda tersebut diselenggarakan untuk melanjutkan kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) yang ditandatangani hampir 15 tahun yang lalu. Agenda pasca 2015 tersebut untuk sementara dikerjakan oleh High-Level Panel on the Post-2015 Development Agenda yang dipimpin oleh tiga kepala negara termasuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beranggotakan 23 ahli dari berbagai negara.
Penentuan agenda prioritas Perserikatan Bangsa – bangsa dilakukan melalui polling ini merupakan upaya pengambilan kebijakan partisipatif yang lebih melibatkan banyak masyarakat global tanpa memandang status sosial.  High Level Panel on post 2015 yang dipimpin oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf serta perdana menteri Inggris David Cameron sudah melalui sejumlah pertemuan penting. Awalnya sudah dilakukan pertemuan di New York (AS), London (Inggris), Monrovia (Liberia) dan pada bulan Maret mendatang di Bali (Indonesia).

Sebelum membicarakan lebih jauh tentang Post-2015 Development Agenda tersebut, mari kita melihat komitmen sebelumnya yakni MDGs. MDGs merupakan komitmen bangsa-bangsa yang ditandatangani pada bulan September tahun 2000.  Agenda ambisius ini   ditandatangani 189 negara dalam sebuah KTT di New York. MDGS secara garis besar memuat 8 agenda penting. Diantaranya berkenaan dengan Kesehatan, Kemiskinan, Pendidikan, Lingkungan dan kemitraan Global. Berdasarkan hitungan pemerintah Indonesia melalui Bappenas, hingga tahun 2010, Indonesia masih memiliki masalah serius untuk beberapa sasaran yakni: Pengurangan angka kemiskinan yang ditargetkan  mencapai menjadi 8-10 persen pada tahun 2014, Menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran pada tahun 2015 (saat ini masih pada angka 228), Aksi memerangi penyebaran HIV/Aids, Pengurangan emisi karbon, akses terhadap air bersih serta sanitasi.
Dalam merancang pencapaian MDGs, maka jumlah pertumbuhan dan persebaran penduduk akan menjadi salah satu pertimbangan penting. Tentunya pertimbangan tersebut masih akan menjadi salah satu latar belakang utama dalam menyusun agenda pembangunan pasca 2015. Realitas kehidupan sosial masyaarakat global belakangan ini tentunya sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk tersebut. Semakin tinggi jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya akan semakin kompleks persoalan demografi yang akan dihadapi. Tentunya sejumlah masalah turunan akan mengikuti misalnya konflik sosial, ketersediaan bahan pangan, sanitasi, kesehatan dan sebagainya.  

Untuk mempersiapkan dunia yang dicita-citakan pasca tahun 2015, High-Level Panel on Post-2015 Development agenda sudah melakukan beberapa pertemuan. Salah satu poin penting dari setiap pertemuan HLP tersebut adalah pembangunan berkelanjutan atau sustainability development. Berangkat dari hasil evaluasi MDGs yang telah dilakukan oleh panel tersebut, beberapa catatan penting untuk agenda ke depan ialah  perlunya   tujuan masa depan yang holistik, kongkrit, saling mendukung, mudah untuk dikomunikasikan, memungkinkan/mampu untuk dicapai, dan aspiratif tetapi realistis. Meski cita-cita pembangunan global ini tidak memiliki batas waktu tetapi akan sangat penting tentunya menyusun indicator ketercapaian setiap agenda yang disepakati nantinya. Sebelum sampai pada indicator ketercapaian, mari kita bersama melihat agenda apa saja yang menjadi pilihan prioritas. Berdasarkan hasil konsultasi yang panjang, terdapat 16 pokok isu yang sementara diusahakan untuk mendapat masukan dari masyarakat global. Untuk berpartisipasi dalam menentukan isu prioritas yang akan menjadi agenda utama bangsa – bangsa pasca 2015 kita semua dapat berpartisipasi melalui situs web www.myworld2015.org.   partisipasi masyarakat sangat penting agar agenda global ini benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tentunya agenda prioritas ini juga sangat berkenaan dengan kepentingan negara-negara maju, berkembang dan terbelakang di dunia. Dari data statistik yang ada di situs web tersebut, saya melihat responden dari Indonesia masih sangat kurang. oleh karena itu partisipasi kita semua menjadi sangat penting untuk pembangunan dunia yang lebih berpihak pada masyarakat Indonesia.

Adapun enam belas pilihan yang disodorkan oleh PBB melalui panel tersebut  (tentunya setelah melalui sejumlah konsultasi) ialah Reliable Energy at home (ketahanan energi di rumah tangga), Protecting Forest, rivers and oceans (perlindungan terhadap hutan, sungai dan laut), Protection Against crime and violence (perlindungan dari tindak kriminal dan kekerasan).  Better transport and roads (Transportasi dan jalan yang lebih baik), A Good Education (pendidikan yang baik), Better Job Opportunities (kesempatan kerja yang lebih baik), Political Freedoms (kemerdekaan politik). Support for people  who can’t work (membantu orang yang tidak bisa bekerja), Affordable and Nutritious Food (makanan yang terjangkau dan bernutrisi), Freedom from Discrimination (kemerdekaan dari diskriminasi), Phone and Internet Access (akses telepon dan internet),  An Honest and Responsive Government (Pemerintahan yang jujur dan responsif). Action Taken On Climate Change (pengambilan tindakan terhadap perubahan iklim), Equality Between Men and Women (kesetaraan laki-laki dan perempuan),  Better Health Care (perlindungan kesehatan yang lebih baik), Access to Clean Water and Sanitation (akses pada air bersih dan sanitasi).
Setelah mempelajari beberapa dokumen, Berita internet dan kepentingan bangsa Indonesia, maka saya secara pribadi telah memilih enam agenda prioritas. Keenam agenda tersebut tersebut akan saya uraikan dalam seri kedua tulisan ini.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar