Saturday, February 22, 2014

Sepucuk Surat dari Mahal Surbakti



Ini masih seputar catatan-catatan yang tersisa dari perjalanan saya ke Kabanjahe dan Kutacane 2 - 9 Februari 2014 lalu. Setelah kembali dari Kutacane pada tanggal 4 Februari 2014 saya bersama beberapa anggota GMKI Cabang Telukdalam dan Gunung Sitoli menyempatkan diri mampir di desa Salit di Rumah Sdr. Supriadi Purba (Korwil I PP GMKI 2012-2014).
Keramahan orang Karo yang sangat kental dengan aksen bicaranya yang penuh nada mendayu membuat saya merasa ada di rumah sendiri. Nadanya mirip dengan orang Tabulahan di pegunungan Quarles, pedalaman Sulawesi Barat.

Siang itu, setelah panen jeruk ilegal di kebun nenek Karo, saya menyempatkan diri menghubungi salah satu Senior GMKI di Tomohon  yaitu dr. A.B.A. Lengkong. Beliau merupakan senior GMKI dari Cabang Medan yang dulu pernah menjadi guru penginjil di Tana Karo. Meski usianya tidak muda lagi, namun masih bisa menceritakan detil tentang desa-desa yang ada di sekitar kaki gunung Sinabung. Bahkan masih sangat lancar berbahasa Karo. Senior Lengkong (begitu kami biasa memanggilnya di Tomohon) sebagai utusan cabang Medan melakukan penginjilan sekitar tahun 1967 pasca kudeta 1965 di Kaki Gunung Sinabung. Senior Aba Lengkong waktu itu tinggal di Desa Gurukinayan dan menjangkau desa-desa sekitarnya termasuk desa Sukameriah yang konon akan direlokasi oleh pemerintah.
Dari percakapan kami, Senior Lengkong menceritakan perjumpaannya dengan Mahal Surbakti sekitar 4 tahun lalu di Tana Karo. Sambil terisak terdengar suaranya yang sudah mulai lemah. Ia menyampaikan betapa dalam duka yang dialaminya. Tahun  2011 Senior Lengkong melakukan napak tilas atas perjalanan penginjilan yang pernah dilakukannya tahun 1966-1972. Saat melakukan napak tilas itulah dia   bertemu Mahal Surbakti dan setia mendampinginya selama berada di Tana Karo. Karena alasan kesehatan, Senior Lengkong harus dituntun selama mengikuti kegiatan di Tana Karo dan yang menjadi relawan penuntun yang setia waktu itu adalah ketua bidang PKK BPC GMKI Kabanjahe, Mahal Surbakti. 
Lewat percakapan telepon, senior lengkong membacakan hampir semua sms-sms yang pernah dikirim oleh Mahal Surbakti. Dari sana saya mengetahui bagaimana Mahal begitu serius dan tekun melakukan pelayanannya di Gereja dan di GMKI. Meski kadang harus mengerjakannya seorang diri, Mahal tetaplah setia, tulus dan tidak bersungut-sungut. Ia hidup sederhana dengan apa yang dia punyai. Ia punya mimpi suatu saat bisa melakukan sesuatu bagi banyak orang.
Saudara Mahal Surbakti seharusnya merayakan ulang tahunnya yang ke 25 pada tanggal 8 Februari 2014. Tetapi Tuhan berkehendak lain, telah melakukan sesuatu bagi banyak orang pada tanggal 1 Februari 2014. Ia menyelesaikan pertandingan imannya dalam tugas kerelawanannya. Tidak itu saja, ia menginspirasi banyak sekali anak muda dalam peristiwa awan panas gunung Sinabung bersama 6 kader GMKI lainnya. Berikut ini data diri Sdr Mahal Surbakti:
Nama                   : Mahal Surbakti
Lahir                    : Desa Payung, 8 Feb 1989
Perguruan Tinggi   : Alumni Universitas Quality Kabanjahe
Nama ayah           : P. Surbakti
Nama ibu             : Rohani Tarigan
Pekerjaan            : Petani
Aktivitas          : Relawan Demokrasi KPU, Warga GBKP Payung, Aktif di Permata dan mengajar sekolah minggu di gerejanya.

Sebelum menutup percakapan kami, senior Lengkong membacakan surat yang ditulis oleh Mahal ketika Senior Lengkong dan teman-temannya melakukan napak tilas di Kabanjahe. Berikut transkrip surat yang dibacakan oleh senior Lengkon sambil berusaha menahan isak tangis:


Dari mahal tesalonika surbakti
Ditulis ini di kabanjahe 21 mei tahun 2011
Mejuah-juah, Salam sejahtera
Di malam ini kita makan bersama di PPWG Sentrum bersama kakanda Lengkong dan kawan-kawan.
Saya sangat bahagia dikarenakan bersama dgn kakanda.
Kakanda, Saya sangat terharu melihat kakanda karena Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dulu menjabarkan injil di tanah karo
Mungkin saya tidak sanggup seperti kakanda Lengkong untuk pekabaran injil yg dilakukan GMKI dan kakanda lengkong  pada masa lalu tahun 1967 di Gurukinayaian ini
Kakanda saya berterima kasih ketemu kakanda bisa membuat orang-orang yang dulu tidak percaya dengan Tuhan sekarang menjadi percaya dengan menjadi pengikut Tuhan.
Itulah jerih payah kakanda selama ini lebih berbuah menjadi terang dan garam dunia
Kakanda takkan terlupakan sepanjang masa.
Kakanda sebagai murid Tuhan yesus, Satu dari 12 orang murid tuhan Yesus.
Saya berharap ada generasi Lengkong yang baru muncul agar tetap melanjutkan apa yang kakanda Lengkong dulu buat untuk  memberitakan firman Tuhan kepada orang-orang.
Kakanda, Saya tidak tahu akan mengutarakan apa yang saya akan katakan
Karena saya begitu terharu melihat perjuangan kakanda Lengkong
Saya berdoa supaya umur kakanda panjang dan BISA datang lagi dihari mendatang
Kakanda saya berdoa SUPAYA kakanda bisa datang lagi supaya bisa bertemu dengan saya dan kami BPC GMKI Karo Kabanjahe
Dan Kami BPC GMKI Karo Kabanjahe akan melanjutkan perjuangan kakanda.
Guru Kinayaian dan Seberaya juga berdoa untuk kakanda karna begitu terharu sekali melihat kakanda sepertinya orang Gurukinayan Seberaya tidak sanggup berpisah dengan kakanda. Mereka menganggap kakanda sebagai saudara kandung mereka.

Doakanlah supaya saya dapat berbuat  sesuatu seperti kakanda

Ut omnes unum sint
Teriring salam dan doa
Dari kota dingin Kabanjahe
Dari gunung Sinabung
Mahal Tesalonika Surbakti
Pengurus GMKI BPC Kabanjahe Tana Karo
Gunung Sinabung



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar