Sunday, April 8, 2012

Polisi bubarkan paksa kami di Jakarta 29 Maret 2012

Ketum GMKI yang kepalanya dipukul polisi dalam aksi 29 maret 2012
Hari ini seharusnya parlemen mengggelar paripurna penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2012. Namun sejak kemarin sudah beredar kabar bahwa paripurna akan diundur ke tanggal 30 Maret 2012.
Konon belum ada kesepakatan dalam rapat Banggar tentang besarnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beberapa pasal krusial sehingga tidak mungkin menggelar paripurna hari ini (tanggal 29 Maret 2012). Sekalipun gedung DPR menunda aktivitasnya, namun tidak menyurutkan niat kami dan beberapa elemen masyarakat lainnya untuk mendatangi pintu gerbang senayan itu. Tak kurang dari 2 mobil  komando yang memuat sound system parkir di jalan Gatot Subroto siang menjelang sore.

Kami (GMKI) bersama dengan GMNI, PMKRI, SRI, dan banyak lagi elemen lainnya berada dalam satu rombongan mulai berkumpul di depan gedung TVRI sekitar pukul 13.00. berikut kronologi hari ini
Pukul 13.00 : Massa mulai berdatangan di depan gedung TVRI dimana mobil komando diparkir
Pukul 14.00 : Lagu - lagu perjuangan diputar dari atas mobil komando, massa yang terkumpul sekitar 300 orang
Pukul 14.30 : Massa bergerak ke arah fly over, taman ria selanjutnya ke depan pintu gerbang DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto dari Semanggi ke arah Slipi sudah ditutup.
Pukul 15.00 : Tampak di depan pintu gerbang sudah berkumpul massa dari kelompok lainnya dengan tuntutan yang sama yaitu menolak kenaikan harga BBM
Pukul 15.10 : Mobil komando mendekati gerbang DPR/MPR, massa aksi sangat kaku dan tidak berbaur secara alami. Tampak bahwa komando tidak dikendalikan dari satu arah sebagaimana setting aksi. Meski demikian, barisan tetap rapih mengikuti mobil komando mendekati gerbang. Sudah mulai kelihatan bahwa aksi menentang kenaikan BBM tidak terkonsolidasi maksimal atas nama kepentingan rakyat.
Pukul 15.15 : Secara bergantian dinamisator dan orator mengagitasi serta membangkitkan semangat daya juang massa aksi yang berjumlah sekitar 500 orang
Pukul 15.30  : Para ketua umum organ anggota aksi menyampaikan orasinya
Pukul 15.35 : Hujan deras mengguyur Jakarta Selatan khususnya di titik aksi (Depan pintu gerbang  DPR/MPR), sebagian simpul organ meninggalkan titik aksi. Massa aksi tinggal sekitar 300 orang yang berada dalam komando dari Gedung TVRI tadi.
Pukul 15.40 : Massa aksi mulai mendorong pagar gerbang tetapi terlalu kuat, akhirnya massa mulai mempreteli jeruji pagar gerbang.
Pukul 16.00 : Polisi melakukan negosiasi untuk mendatangkan ketua DPR Marzuki Ali, Para ketua umum memberi waktu 15 menit bagi polisi untuk mendatangkan ketua DPR. Massa aksi menenangkan diri. Hujan sudah reda
Pukul 16.10 : Massa kembali mempreteli besi pagar pintu gerbang. Polisi berkekuatan sekitar 700 personel berseragam lengkap dan 3 mobil watercannon disiagakan dari dalam halaman DPR
Pukul 16.15 : Polisi dan Pamdal menyatakan bahwa Marzuki Ali tidak bersedia menemui demonstran dan menyarankan demonstran untuk membubarkan diri agar besok (tanggal 30) bisa datang kembali dengan kekuatan yang prima. Massa aksi tidak mau membubarkan diri, justru semakin semangat untuk masuk ke dalam halaman gedung DPR. Seharusnya massa dibiarkan masuk agar jalan Gatot Subroto bisa dibuka dan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Tapi SBY terlalu takut kekuasaannya diganggu
Pukul 17.00 : Dua jeruji pagar sudah dirubuhkan, Polisi yang tidak sebanding jumlahnya mulai disiagakan dengan peralatan lengkap di dalam halaman DPR
Pukul 17.30 : Tiga jeruji pagar sudah dirubuhkan massa aksi. Mobil water cannon mulai menyemprotkan air tetapi akhirnya dihentikan kembali.
Pukul 17.40 : Polisi menyuruh wartawan untuk menyingkir dari sekitar pagar gerbang karena massa aksi akan segera dibubarkan paksa, mobil komando mundur ke tengah jalan Gatot Subroto.
Pukul 17.42 : Massa aksi membuat barikade dengan tangan di tengah jalan untuk tetap bertahan. jumlah massa aksi sekitar 300 orang termasuk 40 persen diantaranya perempuan
Pukul 17.45 : Polisi membuka pagar dan ratusan polisi bertameng keluar dan mulai memukuli massa aksi tanpa membedakan laki-laki atau perempuan. Jumlah polisi jauh lebih banyak dari Massa aksi. Massa aksi mulai lari kocar - kacir ke arah Slipi. Polisi menembakkan gas air mata.
Pukul 17.50 : Massa aksi membubarkan diri di ujung fly over Slipi, tidak kurang dari 5 orang yang terluka. Tidak ada laporan peserta aksi yang ditangkap. 
Pukul 18.00 : Saya bersama tiga orang lainnya berada dalam satu taksi yang sama kembali ke Salemba. Dalam koordinasi, dua teman kami belum diketahui kabarnya. Salah satunya koordinator lapangan dan satu lagi teman yang berasal dari daerah dan tidak mengetahui kondisi Jakarta
Pukul 19.00 : Kami tiba di Salemba, ternyata Jl. Diponegoro diblokir oleh teman-teman Univ Kristen Indonesia, Univ Persada Indonesia dan anggota Konami sehingga kami memutar lewat Jl. Proklamasi dan Matraman.
Pukul 19.05 : Kami sudah mendapat kabar bahwa koordinator lapangan sudah berada di rumahnya dengan selamat dan teman yang berasal dari Kalimantan juga selamat dan berada di marga siswa PMKRI Jl. Sam Ratulangie, Menteng.

Tentang kronologi pembubaran paksa mahasiswa UKI, YAI dan Konami oleh kepolisian akan saya ceritakan dalam catatan yang lain.

Kami memang mencintai perjuangan tanpa kekerasan tetapi saudara Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan mengetahui bahwa kebijakannya diprotes rakyat jika hanya melalui surat atau lewat kritik kecil-kecilan di media massa. Mata hati dan nurani SBY sudah tertutup oleh kenikmatan kekuasaan dan pujian - pujian mematikan dari koleganya dari AS dan negara - negara kapitalis lainnya.

Hari ini dia memang mematahkan perjuangan kami, tetapi dia tidak akan mampu membelokkan perjuangan kami. Dia bahkan lebih kejam dari seniornya, Soeharto.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar