Monday, March 5, 2012

Ibu


11 Februari 2012 adalah saat mana saya menghadiri kegiatan Training of Trainers Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) GMKI di Wisma Sikar Banjarbaru. Kegiatan ini berlangsung
selama 4 hari yaitu 9 - 12 Februari 2012. Wisma Sikar berada dalam satu kompleks dengan Sekolah SD, SMP dan SMA Yayasan milik Keuskupan Banjarmasin. Rupanya setiap hari sabtu anak sekolah menyelenggarakan misa di kapel dalam kompleks tersebut.

Pagi itu Seorang ibu datang mengendarai sebuah motor untuk mengantar anaknya saat semua murid sudah berjalan menuju kapel. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 yang berarti bahwa anak ibu itu seharusnya sudah terlambat. Dari tampilan rambut dan sisa isak tangis yang membuat seluruh wajah anak itu kusut dapat saya pastikan bahwa ia bangun kesiangan dan baru saja dipaksa ibunya untuk tetap ke sekolah. Sambil menahan isak tangis, anak perempuan berusia sekitar 8 tahun berbadan bongsor itu bersembunyi dibalik pohon yang besar dekat pintu masuk sekolah menghindari kemarahan guru paling galak (dari raut wajah guru itu nampak jelas) di sekolah itu. Ibunya tetap sabar menunggu seolah ingin memastikan bahwa anaknya pasti ke sekolah dan akan baik - baik saja.

Gambar ilustrasi direpro dari google.co.id

Setelah kira - kira 5 menit berlalu, Mungkin karena sudah jenuh sang ibu terlihat memaksa anaknya untuk masuk saja tetapi anaknya tetap berkeras tidak akan masuk selagi guru berbadan besar bermuka garang itu masih berdiri di pintu masuk kapel. Setelah ibu dan anak bersitegang, Sang Ibu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan anaknya setelah meninggalkan pesan bernada ancaman untuk tetap masuk ke sekolah apapun resikonya. Saya berdiri tidak jauh dari mereka sehingga beberapa kalimat nasehat bernada keras dari Ibu terdengar jelas.

10 menit berlalu saat anak itu belum beranjak, tiba - tiba ibunya datang lagi dan menemani anaknya menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke kapel. Setelah semua siswa masuk ke kapel dan guru yang ditakuti oleh anak itu juga sudah masuk ke dalam, Ibu pun mengantar anak itu ke dalam dan pulang dengan mata haru.

Ternyata 10 menit ibu meninggalkan anaknya tidak kemana - mana. Dia hanya memarkir motornya agak jauh dari anak itu untuk memberinya keberanian masuk ke sekolah sendiri walaupun ternyata Ibu tetap takkan tega membiarkan anaknya sendiri dalam kegalauan. Ibu hanya ingin memastikan bahwa anaknya masuk sekolah demi masa depan yang lebih baik, dan Ibu juga tidak ingin membiarkan anaknya sendiri menghadapi persoalan hidupnya. Sekalipun tampak ibu marah dan sangat keras tetapi sesungguhnya kelembutan dan ketulusan dari hatinya demi kebaikan anak - anaknya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar